Minggu, 25 Juli 2010

eT@noL m@hAL d@n tiD@K eFEktiP

(diposting dari Media Indonesia, 25/7/10)
Sudah beberapa ahli mengatakan etanol menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca lebih besar dari pada bensin. Kini deret kelemahan etanol untuk mengantisipasi perubahan iklim makin panjang dengan kajian terbaru Congressional Budget Office (CBO), salah satu agen federal AS. Sebagaimana dimuat disitus
lingkungan www.grist.org, CBO menilai bahwa penggunaan etanol sebagai cara yang mahal untuk mengurangi emisi.
Mereka memperhitungkan dari pajak yang dipungut untuk mendukung industri etanol yang diberlakukan di AS. Melalui hitungannya, tiap metrik ton karbon yang dicegah untuk dilepaskan ke atmosfer harus dibayar US$750. Sementara dengan mekanisme carbon offset, hanya dibutuhkan biaya US$13. Etanol juga nyatanya tidak ramah lingkungan karena membutuhkan banyak energi untuk mengkonversi gantang jagung menjadi bahan bakar.
Pabrik etanol juga menggunakan gas alam dan batu bara. Meski disebut energi bersih, proses reka hidrolik atau fracking yang dilakukan untuk produksi gas alam juga membahayakan lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar